Telp : +62370633077

Sisi lain gempa Turki: Cerita Aisyah siswa MAN 2 Mataram setelah mengikuti Simulasi Sidang PBB di Istanbul

Gambar. Aisyah Nurfiani (kanan) Maulani siswa MAN 2 Mataram mengikuti Simulasi Sidang PBB di Turki.

MATARAM – Aisyah Nurfiani Maulani siswa MAN 2 Mataram yang terpilih mengikuti Youth Colaboration in Diversity di Istanbul Turki tanggal 6-9 Februari 2023 lalu.


Siswa MAN 2 Mataram ini tingginya sedang, badannya langsing serta wajah peranakan Arab. Orangnya ramah lengkap dengan senyum manisnya.


Panggilan sayang teman-teman di MAN 2 dan keluarganya cukup sederhana dan singkat ’Caca’ saja. Sesederhana tampilan gadis manis ini sehari-hari di madrasah.


Layaknya seorang siswa, Aisyah sehari-hari bergaul dengan teman kelas dan sebayanya. Saat ini, ia duduk di kelas 12 IPS 1.


Meski tampilan sederhana, siapa sangka di balik tampilan minimalis tersebut, tersimpan talenta yang luar biasa.


Aisyah tercatat sebagai salah satu siswa MAN 2 Mataram yang berhasil melalui seleksi ketat Istanbul Summit di Turki.


Youth Summit dikelola oleh sebuah lembaga yang bertugas menyeleksi generasi muda seluruh dunia untuk mengikuti simulasi sidang PBB.


Sama seperti MUN (Model United Nation) atau Asian Youth International Model United Nation (AYIMUN). Jumlah negara yang ikut yakni 180 negara.


Aisyah sebenarnya berdua dengan rekannya Amarylis Alusa sebagai wakil Indonesia dari MAN 2 Mataram. Namun, Amarylis tidak berangkat karena bentrok dengan even lainnya.

Gambar. Aisyah sedang presentasi

Adapun sisi lain gempa maut Turki dari cerita Aisyah dikutip Lombok Insider dari Humas MAN 2 Mataram (24/2) berikut ini.


Aisyah berangkat tanggal 5 Februari jam 6 sore dari Dubai. Tiba di Istanbul sekitar jam 9 malam. Kemudian menginap di hotel terlebih dahulu sebelum akhirnya pindah ke hotel yang telah disiapkan oleh panitia IYS di Lionel.


Waktu itu gempa tanggal 6 Februari subuh. Aisyah mengaku sama sekali tidak merasakan gempa. Kota Istanbul aman dari gempa dan tidak ada getaran sama sekali. Tetapi sudah di lockdown oleh pemerintahnya karena ada badai salju.


"Alhamdulillah Aisyah tidak merasakan gempa sama sekali. Syukur kepada Allah karena telah melindungi saya. sampai di Lionel jam 4 sore tanggal 6, kemudian besoknya seminar hari pertama bersama speakers IYS. Hari berikutnya mulai presentasi Social Project yang telah disiapkan."


"Karena tahun ini tema IYS mengangkat Social Development Goals, dan kebetulan Aisyah mendapat materi tentang inovasi, industri, dan infrastruktur.



Aisyah dan tim mendedikasikan waktu untuk membuat aplikasi dan website bernama Volunty. Aplikasi ini bisa di cek di akun Instagram @volunty_official.


Ternyata Volunty sudah memiliki aplikasi, namun masih dalam tahap perkembangan. Volunty  dibuat dengan tujuan akselerasi kegiatan relawan. 


"Kita semua tahu bahwa relawan melakukan kegiatan dengan sukarela untuk membantu sesama. Semua orang mau melakukan  itu, tetapi  kadang terhalang masalah biaya."


"Padahal kegiatan relawan sangat considerable apalagi ada data setiap individunya," urainya.


"That's why volunty exist as a form to enhance portofolios.  Kami mendedikasikan kegiatan dan kami merasa puas dengan semua itu," tuturnya.


Di proyek ini Aisyah posisinya menjabat sebagai Sekretaris dan Creative Director.


Setelah presentasi, proyek Aisyah dan timnya mendapat respon positif dari Mr. Kunrat dan Mr. Artha.


Adapun juri dari ajang ini adalah Prof. Mehmet dari Durham University UK, Mr. Kunrat Wirasubrata Former Director IDB Southeast Asia, dan Mr. Artha Dermawan (Instagram influencer dari Indonesia yang sedang mengambil program PhD di Finlandia).


Aisyah dan timnya memperoleh nominasi sebagai The Best Leadership Group. Congrats ya Aisyah, semoga semakin sukses di masa depan.***

share:

Tinggalkan Komentar Anda