Telp : +62370633077

PERINGATI ISRA MI’RAJ, MAN 2 MATARAM MENGHADIRKAN SYEIKH ALAA KAMAL DARI MESIR

Gambar. Kolase Peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW di Lapangan Tengah MAN 2 Mataram (04/03/22)

HumasMAN2Mataram - MAN 2 Mataram menggelar peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1443 H, Jumat (04/03/2022). Kegiatan yang dilaksanakan di lapangan tengah MAN 2 Mataram ini dihadiri oleh jajaran komite, guru, pegawai dan seluruh siswa, dengan mengangkat tema “Membangun Generasi Muda Islami berdasarkan Keteladanan Akhlak Nabi Muhammad SAW”.

Peringatan Isra Mi’raj merupakan salah satu agenda Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) tahunan yang rutin diselenggarakan ekstrakulikuler Remus (Remaja Musala) MAN 2 Mataram. Kepala MAN 2 Mataram, H. Lalu Syauki MS, M.Pd. dalam sambutannya menyampaikan peristiwa Isra Mi’raj merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam. Karena pada peristiwa inilah Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah sholat lima waktu sehari semalam. Sholat akan selalu mengingatkan kita kepada akhirat ketika kita sibuk dengan urusan duniawi. “Sholat jangan sampai ditinggalkan, karena sholat mencegah perbuatan keji dan mungkar”, pesannya.

Peringatan Isra Mi’raj terasa sangat khidmat disaat sholawat menggema di lingkungan MAN 2 Mataram. Namun, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, peringatan Isra Mi’raj di MAN 2 Mataram kali ini sedikit berbeda, karena kehadiran penceramah yang juga merupakan guru tamu dari Mesir dan mengajar Bahasa Arab di MAN 2 Mataram.


Gambar. Syeikh Alaa Kamal Ahmed Osman menyampaikan tausiyah didampingi penerjemah Hapiz, M.Pd.I

Syeikh Alaa Kamal Ahmed Osman dalam tausiyahnya menyampaikan seluruh proses perjalanan Isra Mi’raj yaitu dua bagian perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam saja.

“Ini adalah perjalanan Nabi Muhammad SWA dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Yerusalem. Kemudian Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit ketujuh atau Sidratulmuntaha. Isra Mi’raj kerap dimaknai sebagai perjalanan rohani Nabi Muhammad SAW dalam satu peristiwa. Akan tetapi, Isra Mi’raj sebenarnya terdiri dari dua bagian perjalanan Nabi Muhammad SAW, yaitu Isra dan Miraj. Dan diterimanya perintah salat 5 waktu dalam sehari semalam bagi umat Nabi Muhammad,” terang Syeikh Alaa Kamal Ahmed Osman yang dialih bahasakan dari Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia oleh Hapiz, M.Pd.I, salah satu guru pengampu Bahasa Arab MAN 2 Mataram.

Dalam sebuah hadits disebutkan, bahwa Rasulullah dibawa dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjid terjauh di Masjidil Aqsa di Yerusalem dengan makhluk yang disebut Al-Buraq ditemani malaikat Jibril. Di sana ia memimpin shalat berjamaah para Nabi Allah. Kemudian Jibril membawanya ke langit, dan ia bertemu dengan para nabi. Nabi Adam, Yahya, Isa, Idris, Harun, dan Musa. Hingga di langit ketujuh, dia bertemu Ibrahim (alaihissalam).

Sungguh, dia (Nabi Muhammad) benar-benar telah melihatnya dalam rupa yang asli pada waktu yang lain, yaitu ketika di Sidratulmuntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. Penglihatan (Nabi Muhammad) tidak menyimpang dan tidak melampaui (apa yang dilihatnya). Sungguh, dia benar-benar telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang sangat besar. Peristiwa ini merupakan mukjizat besar yang hanya dapat diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Sebab, perjalanan malam ini sangat mustahil untuk dilakukan oleh manusia pada masa sekarang.

Perjalanan tersebut harus dilalui Rasulullah dengan melewati langit yang terdiri dari tujuh lapis. Di tiap lapisan langit inilah, Malaikat Jibril memperkenalkan Rasulullah SAW pada para nabi yang mendiami tiap lapisannya. Pada momen tersebut, Nabi Musa menyarankan keringanan jumlah salat kepada Nabi Muhammad SAW karena dirasa memberatkan umat. Mendengar hal itu, Rasulullah SAW pun kembali memohon kepada Allah SWT untuk diberikan keringanan jumlah waktu salat dalam sehari semalam.

“Sungguh umatmu tak akan sanggup melaksanakan lima puluh kali salat dalam sehari. Dan aku -demi Allah-, telah mencoba menerapkannya kepada manusia sebelummu, aku telah berusaha keras membenahi Bani Israil dengan sungguh-sungguh. Kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan untuk umatmu,” (HR Bukhari Muslim).

Setelah mendapat keringanan 10 rakaat, Rasulullah SAW turun kembali dan bertemu dengan Nabi Musa. Nabi Musa pun lagi-lagi menyarankan hal yang sama untuk diberi keringanan lagi untuk jumlah waktu salat tersebut. Nabi Muhammad SAW pun kembali memohon keringanan kepada Allah SWT. Hingga sampai saat ini, pensyariatan salat yang berlaku bagi umat muslim adalah salat 5 waktu dalam sehari.

Meskipun pada akhirnya Nabi Musa masih menyarankan hal yang sama pada Nabi Muhammad SAW, namun Rasulullah SAW merasa sudah cukup banyak meminta keringananNya. Kisah ini menjadi bukti bahwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW merupakan momen penting dalam tegaknya Islam.

Gambar. Tausiyah Syeikh Alaa Kamal Ahmed Osman dalam Peringatan Isra Mi'raj disimak oleh seluruh guru, karyawan serta siswa/i MAN 2 Mataram

Lebih lanjut, Syeikh Alaa Kamal Ahmed Osman menyatakan dalam Sholat idealnya dilaksanakan dengan khusyu, karena sholat yang khusyu akan membentuk pribadi yang berakhlakul karimah. Siswa harus bisa menjaga diri dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan cara mendirikan sholat dan bergaul dengan orang mukmin. “Momentum Isra Mi’raj ini diharapkan dapat semakin mewujudkan rasa cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW dengan menghidupkan sunah-sunahnya, sehingga akan terwujud generasi muda unggul dan bertakwa”, terangnya.

Dengan terlaksananya kegiatan ini diharapkan seluruh warga madrasah dapat mengamalkan spirit Isra Mi’raj. Selalu istiqomah dalam mengemban amanat dan melaksanakan semua tugas dengan diniatkan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Penulis: Rahayu Dwi Rahmawati

Editor: Siti Rahmi

**INFO TENTANG MAN 2 MATARAM JUGA BISA DILIHAT DI:

IG:Humas MAN 2 Mataram

FB:Humas MAN 2 Mataram

YT:Humas MAN 2 Mataram

Website: www.man2mataram.net

Email: humasman2mataram@gmail.com**

share:

Tinggalkan Komentar Anda